Laman

Senin, 19 Maret 2012

Anakmu Fotocopy Keteladananmu

(Sekedar ilustrasi) Sebut saja Keluarga Yamasa, potret keluarga muda dengan tingkat ekonomi yang cukup mapan. Tinggal di perumahan bergengsi di kawasan tengah kota Surabaya, beranggotakan seorang istri, dua orang anak yang pertama Alif (6 thn) dan yang kedua Ilma (4 thn). Selain mereka, tinggal juga di rumah itu seorang perempuan berusia lanjut.


Dialah ibunya Pak Yamasa. Karena usia, beberapa gerakan tubuh sang ibu tampak gemetar, termasuk ketika mengangkat benda-benda ringan. Tak jarang benda tersebut terjatuh meskipun sudah berhati-hati. Simak dialog berikut:

Pak Yamasa : Selamat malam anak-anaku, ayo sekarang waktunya makan!!
Bu Yamasa : Iya bener..let’s eat together ..Alif, Ilma..ayo ke meja makan!! hidangan sudah siap nih...tar keburu dingin loh...
Alif&Ilma : oke ma..oke pa..! We’re will be there soon..
(Sesampainya di meja makan, Alif dan Ilma tidak menjumpai nenek).
Alif&Ilma : Nenek mana Pa...kok gak ada?
Pak Yakaya : lagi ambil piring di dapur Nak...

Tak lama setelah itu terdengar suara prokkkk,..tanda piring jatuh ke lantai. Bergegas merekap ke dapur untuk melihatnya. Sesampainya disitu, terjadilah peristiwa..
Pak Yamasa : Ibu, kok piringnya terjatuh lagi sih... kenapa gak berhati-hati ibu!!
Ibu : Maafkan aku Nak, tangan ibu gemetar waktu ambil piring makanya jatuh
Pak Yamasa : Kan udah berkali-kali jatuh!! Gini aja deh, nanti aku belikan piring kayu biar gak pecah kalau jatuh. Sekalian meja dan kursinya. Iibu gak keberatan kan?
Ibu : (sembari meneteskan air mata) Kalo emang gitu baiknya, aku ngikut aja Nak!

Alif&ilma tertegun menyaksikan kejadian itu. Tiba-tiba, muncullah ide untuk menirunya. Sepulang sekolah mereka pergi ke sebuah toko. Selain meja dan kursi, mereka juga membeli piring berbahan kayu. Barang-barang itu disimpang sampai akhirnya waktu makan malam tiba:

Pak Yamasa : Ayo alif, ilma...segera ke meja makan, hidangan sudah siap!!
Bu Yamasa : Ayo anak-anak, jangan telat makan nanti bisa sakit...

(Sekitar 5 menit, panggilan tersebut gak bersahut, Pak Yamasa bersama istrinya mencari Alif dan Ilma. Ternyata, kedua anaknya itu sedang berada di kamar belakang terlihat sibu merakit)

Pak Yamasa : lagi apa kalian nak? Kok serius banget sampai gak dengar panggilan ayah??
Alif : Alif lagi merakit meja kayu ini Pa!
Ilma : Kalau ilma lagi menata piring kayu ini Pa!
Pak Yamasa : Loh emangnya, buat apa?
Alifa&Ilma : Loh..!! kan untuk papa dan mama kalau sudah tua!!
Pak Yamasa :(sambil tertegun, Pak Yamasa teringat kejadian kemarin dan spontan berkata).... Astagfirullah..maafkan aku anakku, aku telah memberi contoh yang tidak baik. (segera setelah itu pak yamasa pergi ke kamar ibunya. Sambil menangis ia berkata)..ibu maafkan anakmu yang telah lancang membentakmu karena memecahkan piring...!!
Ibu : Ibu gak apa-apa Nak,..ibu hanya berpesan, berhati-hatilah dalam bersikap, karena jika dilihat anakmu bisa jadi akan ditiru.

Kisah ini memberi pelajaran berharga, andai diibaratkan bibit pohon yang baru ditanam, pertumbuhan karakter anak-anak kita sangat dipengaruhi oleh pupuk yang kita siramkan. Pupuk tersebut bernama keteladanan apakah itu pujian, penghargaan dan kasih sayang lainnya. Keteladanan merupakan dasar pengembangan karakter anak. Istilah like a father like a son adalah sebagai potret bahwa anak akan memfotocopy sikap orang tuanya. Mari mengkoreksi keteladanan kita selama ini. Semoga tidak terlambat!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar