Laman

Selasa, 10 April 2012

Menikmati Titik Nol Hidup

Pernah, atau mungkin saat ini pula, anda sedang merasakan hidup dalam kondisi yang tertekan. Misal kehilangan pekerjaan karena finish kontrak, terkena PHK, atau mungkin anda sendiri yang memutuskan resign (mengundurkan diri). Setelah lama menanti dengan mengirimkan berbagai lamaran, disertai pendekatan intensif kepada teman, ternyata pekerjaan sambungan tak kunjung tiba. Andapun GALAU!!

Ditengah kebutuhan yang tak bisa dihindari, seperti ketika bayi membutuhkan susu, dapur butuh beras, gula, elpiji dan sembako lainnya, cicilan motor yang tertunda dan seabrek kebutuhan lain yang membutuhkan ketersediaan uang sementara penghasilan anda semakin sulit karena pekerjaan yang belum didapat. Perlahan-lahan anda mulai kepikiran, agak berat dan berlarut anda pun stress. Bahkan depresipun mulai menjangkit. Perasaan negatif lain telah menyelimuti hati. 

Hidup terasa jadi tak bergairah dan kepercayaan diri melemah sampai akhirnya yang sering muncul adalah sikap negatif seperti uring-uringan, mudah tersinggung dan lain sebagainya. Anda merasa seperti tertuduh oleh lingkungan, bahkan oleh diri sendiri. Ada seabrek kontradiksi yang memicu konflik dalam batin. Maunya begini tapi keadaannya begitu. Dalam kondisi yang demikian pelik sehingga anda merasa sedang di titik nol, bagaimana anda harus bersikap supaya tak hilang keseimbangan? Ya, pertama mari kita coba pahami bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita sesungguhnya atas skenario takdir Allah. 

Berusaha yakinkanlah batin anda bahwa setiap takdir tidak berdiri sendiri, atau terjadi dengan sendirinya, tetapi selalu by design Allah yang Maha Kuasa. Maka sikap terbaik adalah menetralkan batin dari segala keingingan duniawi yang berlebih-lebihan. Sebab bagaimanapun keinginan yang seperti itu adalah sumber siksa. Sederhanalah dalam menetapkan mimpi di dunia ini, karena ia merupakan tempat yang fana, singkat, menipu dan mudah lapuk. Jika selama ini anda mempunyai segudang mimpi, segudang proposal hidup sukses di dunia ini, maka renungkanlah apakah semua itu jika saja tercapai akan membahagiakan anda selama-lamanya? 

Bukankah dalam beberapa peristiwa kecil anda sudah mendapatkan banyak pelajaran,bahwa sifat bahagia kehidupan di dunia ini sangat sementara bahkan sangat terbatas? Misal anda merasa bahagia memiliki mobil avanza tahun keluaran 2010, setelah tahun 2012 keluar new avanza andapun mulai tidak lagi bahagia sehingg timbul keingingan membeli tipe yang baru tersebut, begitu seterusnya... 

Titik nol adalah pelajaran berharga. Yaitu untuk menyadari hati dan pikiran kita bahwa takdir hidup kita dibawah kendali Allah, maka tidak ada alasan untuk menolaknya. Kunci bahagian adalah ketika dengan penuh sadar mau menerima sepenuhnya atas takdir Allah, tanpa meninggalkan upaya optimal untuk berusaha dalam hidup. Sebuah kata bijak, orang yang tidak menerima kenyataan maka tidak akan diterima kenyataan. Hal ini memberi arti bahwa dalam keadaan susah, sedih, atau keadaan tertekan lain seperti digambarkan diatas yaitu ketika kehilangan pekerjaan misalnya, kita harus segera mengembalikan itu dalam kesadaran bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah atas kehendak Allah. 

Maka jangan hanya bergembira ketika kita sedang mendapatkan banyak harta, jabatan dan kuasa, relasi dan koneksi, tetapi sebaliknya ketika hidup terasa susah pun kita tetap bergembira. Seperti para Nabi yang tetap bersabar, bersyukur dan bergembira ketika mereka diuji Allah dengan berbagai titik nol seperti ditinggalkan anak, dikhianati istri, ditentang kerabat, dimusuhi orang tua, dianggap gila sehingga diusir kaumnya, maka seperti apakah rasanya batin andai kita berkeadaan yang demikian? Percayalah bahwa titik nol yang kita alami belumlah pada titik nol seperti yang pernah dialami para Nabi. 

Tetapi karena keyakinan bahwa Allah Maha berkehendak, dan Dia tidak pernah meninggalkan hamba yang selalu taat kepada-Nya, maka titik nol akan menjadi waktu terindah untuk membangung rangkaian kesadaran untuk membenahi hubungan terbaik dengan Allah. Ingatlah apa yang selama ini lebih kita utamakan, ketika nada handphone kita berdering misalnya, tak usah ditunggu tangan kita spontan langsung mengangkatnya. Tanda begitu cintanya kita pada makhluk bernama handphone, apalagi ketika pulsanya habis biasanya kita akan bersusah payah untuk mengisinya. 

Sungguh ini tamsil bahwa hubungan kita dengan makhluk seperti handphone, termasuk juga dengan manusia, terlalu berlebihan sehingga membuat arah konsentrasi hubungan kita dengan Allah merenggang. Gunakanlah titik nol hidup anda untuk membangun kesejatian, bahwa hidup ini akan selalu dipenuhi ketidakpastian karena yang pasti hanyalah hukum Allah, yaitu siapa saja yang beriman, lalu beramal shalih, maka surga akan menjadi tempat tinggalnya kelak. Sadarkan batin anda, luruskan pikiran anda, agar ketika hari ini anda merasa sedang pada titik nol, justru anda merasa sangat bahagia. Yang tak kalah penting, bangunlah kekuatan besar bersama Allah, supaya hidup anda terdampingin dalam kebaikan dan kebenaran....amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar