Laman

Sabtu, 21 April 2012

Menukarkan Kupon Kegagalan

Sejenak mari kita ingat kenangan di masa kecil. Masa dimana segudang penasaran anda miliki. Salah satunya keinginan untuk bisa mengendarai sepeda ontel. Kala itu usia kita empat tahun dan sebentar lagi akan memasuki sekolah Taman Kanak-Kanak. Sebagai tanda gembira, ayah kita membelikan sebuah sepeda mini. Setiap hari dengan telaten kita diajari naik sepeda. Awalnya kita cukup naik diatas sadel sambil kaki kita diajari cara mengayuh. Seminggu kemudian, tangan kita dilatih mengendalikan setir. Me rasa cukup, akhirnya ayah meminta mengayuh dan menyetir sendirian.
Masih didampingi ayah, dengan segala takut dan ragu kitapun mulai mengayuh. Satu, dua, tiga dan seterusnya. Agar tidak jatuh, awalnya badan kita masih dipegang ayah. Ketika roda mulai berputar tiba-tiba pegangan tersebut dilepas. Masalahnya tanpa aba-aba. Seketika kitapun panik  dan hilanglah keseimbangan. Maka terdengarlah suara gubrakkkk...kita terjatuh dengan posisi tertindih sepeda. Sambil menahan sakit akibat luka di kaki, kita menangis sejadi-jadinya.   

Tak lama ayah segera menghampiri dan menenangkan kita. Sambil mengobati luka, ia berkata kepada kita”..Selamat ya Nak, sesungguhnya kamu telah berhasil menaiki sepeda, sebagaimana kamu berhasil jatuh darinya”. “Insya Allah besok kamu bisa mengayuh dan menyetir sendiri tanpa dibantu ayah, percayalah!!”. Sejenak kata-kata itu begitu memikat. Hati kita pun terbesarkan olehnya meski sesungguhnya kita trauma dan tersimpan rasa takut di hati.

Esoknya, tanpa ditemani Ayah, kita mencoba menaiki sepeda. Satu, dua tiga..dah ahhh baru lima  meter roda berjalan, kita terjatuh.  Dicoba lagi jatuh lagi bahkan kaki terasa sakit karena ada yang terkilir. Hari itu anda katakan hari terburuk yang takkan terlupakan. Anda merasa seperti telah dibohongi oleh Ayah. Namun setelah anda ingat-ingat lagi nasehatnya, “insyaAlloh besok kamu bisa!!”, andapun mulai sadar berarti besok akan bisa, meski sekarang belum bisa.

Benar, keesokan harinya anda coba lagi menaiki sepeda. Tak disangka anda kini mulai bisa mengendalikan keseimbangan sehingga ketika hampir jatuh anda segera turun darinya. Anda coba lagi dan lagi sampai akhirnya anda mulai bisa mengendalikan keseimbangan dan dari jarak yang awalnya pendek, kini sudah bisa mengayuh roda untuk jarak lebih jauh. Tanpa terasa, sudah dua minggu lebih anda belajar menaiki sepeda dan kini sudah ratusan meter anda bisa kayuh tanpa terjatuh.

Kisah ini memberi pelajaran, bahwa untuk menguasai satu kesuksesan tiada jalan kecuali harus berani meneruskan sebuah proses. Meskipun dalam kondisi tersebut dipenuhi tubuh anda terlumuri keringat dan terbebani rasa capek, hati terselimuti sedih dan kecewa, pikiran terteror oleh yang namanya ragu, masa bodoh,kebingunan, ketidakmengertian dan lain sebagainya.

Kesabaran dan kegigihan inilah yang telah menjadikan Thomas A Edison, Albert Enstein, BJ Habibie dan lain sebagainya menjadi tokoh berpengaruh dunia. Mereka rela menukarkan kegagalan berpuluh-puluh bahkan beribu-ribu kali dengan optimisme bahwa besok akan lebih baik.Itulah yang menjadi penggembira hati mereka tatkala apa yang diingininya belum tercapai hari itu. Mereka berkeyakinan meneruskan perjuangan pada esok hari lebih penting.

Itu pula yang menjadi prinsip keteguhan para Nabi dalam mendakwahkan kalimat-kalimat Allah. Sebagaimana yang dicontohkan Nabi Nuh yang puluhan tahun berdakwah hanya memperoleh pengikut tak lebih dari hitungan jari.  Atau Nabi Isa yang hanya mempunyai pengikut 12 orang. Atau Nabi Muhammad yang harus bersabar ketika dilempari batu, kotoran manusia, bahkan diancam bunuh ketika mendakwahkan Islam.

Para Nabi-Nabi itu percaya bahwa esok akan lebih baik. Maka kegagalan hari ini, entah itu penghinaan orang, kebangkrutan usaha, kerugian materi, pengkhianatan teman, dimusuhi ribuan orang bahkan mungkin dianggap gila, haruslah disikapi dengan jiwa besar bahwa kegagalan yang kita terus kita ulang dapat kita tukarkan dengan kesuksesan.

Jangan takut gagal, lihatlah hari esok, maka berusahalah secara terus menerus tak kenal waktu. Meskipun orang lain, bahkan dirimu sendiri mencibirmu. Biarkan kegagalan itu menjadi kumpulan kupon yang setelah memeneuhi quota bisa kita tukarkan dengan kesuksesan. Semoga berhasil. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar